Masyarakat Gilimanuk Gelar Upacara Pekelem

0

LINTASMATRA.COM – BALI. Acara Pekelem atau Larung Laut yang digelar di perairan Pelabuhan Gilimanuk, Rabu (2/10).

Tampak Hadir dalam acara tersebut Komandan Posal Gilimanuk Kapten Laut (P) I Wayan Eko Santoso, Kapolsek KP3 Gilimanuk, Kasatpolair Gilimanuk, Kepala Kantor Satuan Pelabuhan Gilimanuk, Kepala Pos Karantina Hewan dan Tumbuhan Gilimanuk, Lurah Gilimanuk, Bendesa adat Gilimanuk, Kepala Lingkungan Jineng Agung, Kepala Stasiun Radio Pantai Gilimanuk.

Dengan diadakannya Pakelem yang menggunakan sarana hewan berwarna serba hitam tersebut, diharapkan kedepannya penyeberangan di Selat Bali tetap aman dan lancar di tengah kondisi cuaca yang kian tak menentu belakangan ini.

Menurut Kepala UPP Klas III Gilimanuk atau Syahbandar Gilimanuk, I Ketut Aryadana sebagai pihak penyelenggara Pakelem/Larung Laut mengatakan pihaknya menyambut baik diadakannya Upacara Pakelem ini.

Melansir pemberitaan Dispen Lantamal V, upacara Pakelem ini berlangsung sekitar pukul 09.00 Wita sampai dengan selesai dan diikuti oleh ratusan Pamedek dari Desa Pekraman Gilimanuk, Jembrana, Bali.

Upacara Pakelem ini diawali dengan prosesi persembahyangan di Pura Segara Gilimanuk terlebih dahulu sebelum dilanjutkan menuju ke tengah Selat Bali.

Usai dari Pura Segara, iring-iringan Pemedek ini kemudian menuju dermaga Landing Craft Machine (LCM) dan naik ke Kapal Motor Penumpang (KMP) Pancar Indah bersama sejumlah hewan yang dipakai sarana Pakelem.

Bertolak dari dermaga LCM di Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk, prosesi ini kemudian berlanjut ke tengah Selat Bali dengan dikawal oleh sejumlah personel dari Pos TNI AL Gilimanuk Lanal Denpasar dan Satpolair Polres Jembrana.

Tak lama kemudian, hewan-hewan sebagai sarana Pakelem seperti seekor Kambing, Bebek dan Ayam serba berwarna hitam ini ditenggelamkan di Selat Bali.

Ini dilakukan sebagai persembahan rasa syukur kepada Dewa penguasa lautan yakni Dewa Baruna dan meminta keselamatan serta kelancaran aktivitas penyeberangan di lintas Ketapang – Gilimanuk.

Menurutnya, Upacara Pakelem ini juga merupakan bentuk Dresta sebagai umat menghaturkan Yadnya kepada Dewa Baruna.

Diharapkan, dengan digelarnya upacara Pakelem ini kedepannya aktivitas penyeberangan di Selat Bali ini akan terhindar dari segala gangguan.

Seperti halnya kapal kandas atau gangguan penyeberangan lainnya yang kerap dipicu oleh faktor cuaca buruk maupun diduga karena faktor niskala. (Red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.