PASURUAN – LM. COM. Pada tahun 2019 Unit Pusat Kegiatan (UPK) Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan, Propinsi Jawa Timur, Indonesia bakal menyalurkan bantuan sosial sebesar 129.000.000,- (seratus dua puluh juta rupiah). Bantuan yang diambil dari sebagian surplus SPP itu nantinya akan diberikan kepada warga yang kurang mampu yang ada di Kecamatan Kejayan.
Seperti yang diterangkan oleh Wahyudi, selaku Ketua UPK Kecamatan Kejayan, di Tahun 2018 UPK berhasil memperoleh Surplus sebesar Rp. 864,286,446,-. Hasil laba bersih yang diperoleh dari SPP (Simpan Pinjam Perempuan) tersebut 50 % akan dikembalikan kepada modal, 15 % untuk Bansos, 5 % untuk bonus kelembagaan dan 30% untuk operasional kelembagaan.
“ Bansos itu nantinya akan kita rupakan sembako dan akan kita bagikan kepada warga kurang mampu di Kecamatan Kejayan,” ungkap Wahyudi.
Kepada awak media lintasmatra.com, Wahyudi mengakui bahwa hasil itu tidak mungkin bisa diperoleh tanpa kinerja baik dari para pengurus dan kelembagaan. Selain menerapkan kedisiplinan kerja, Wahyudi juga menuntut semua pihak baik internal kelembagaan maupun pihak eksternal ikut menyumbangkan tenaga dan fikiran nya demi kemajuan kelembagaan. “
Aset kita yang bergulir di masyarakat mencapai 7 Milyar, itu adalah uang Negara yang harus kita jaga amanah nya, dan siapapun boleh mengawasinya,” tambah pria yang akrab dipanggil yudi ini.
Meskipun telah mendapatkan surplus yang cukup besar, Wahyudi juga mengakui bahwa angka kredit macet juga mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Pihaknya sudah berupaya menekan angka tunggakan dengan melakukan upaya black list terhadap enam desa yaitu: Klinter, Kedung Pengaron, Oro-Oro Pule, Lorokan, Krang rong, dan Ambal-ambil. “ Enam desa tersebut masuk kategori terparah dalam hal tunggakan, karenanya kita stop dulu perguliran dana SPP di desa desa tersebut,” jelas Wahyudi.
Sementara proses di tahun ini UPK Kecamatan Kejayan akan menurunkan angka koleb dengan melakukan pemanggilan kepada anggota kelompok yang bermasalah.(Sodikin).
