
LINTASMATRA.COM – MALANG. Setelah hiruk pikuk di ibukota, masyarakat desa juga sedang berpesta ‘Demokrasi’, ruang lingkup kecil dimasyarakat khususnya Kabupaten Malang sedang menentukan pemimpin yang nantinya mengurus segala “tetek bengek” formalitas bermasyarakat (Surat pindah, KK baru, keterangan tak mampu, Raskin, bedah rumah, jalan desa,Bpjs,kematian dan lain – lain). Jumat (31/05/19) Kepala desa merupakan pemimpin terdekat masyarakat, perannya sangat vital sebenarnya dalam tatanan Negara, tiap calon kepala desa semestinya harus tau betul seluk beluk desa yg akan dipimpinnya, mulai dari berapa jumlah Difabel di wilayahnya, potensi bencana, SDM, SDA, peta konflik dan sumber masalah, tokoh ulama, tokoh sejarah, berapa saja jumlah anak yg tak sekolah dan lain sebagainya.
Kepala desa harus mengayomi siapapun wargannya, karena tugas UTAMA seorang pemimpin adalah MELAYANI dan PELAYAN MASYARAKAT. Siapapun saja baik pemilihnya maupun pemilih dari pesaingnya, karena ketika memutuskan untuk mencalonkan menjadi kepala desa di hati dan fikirannya yg utama adalah melayani masyarakat, bukan lagi cari duit, apalagi cari popularitas.
Kadang yang ironis dimasyarakat desa adalah ketakutan2 jika calon pilihannya gagal, maka kepala desa yang bukan pilihannya bakalan memperumit urusan – urusan kewarganegaraanya.
Dan itu salah besar, mengingat tiap warga negara mempunyai Hak yg telah tercantum dalam UUD 45 tentang segala urusan bernegaranya, jika diperumit, banyak media yg bisa membantu maupun advokasi lainnya.
Aktivis sosial yang tidak ingin disebutkan namanya mengungkapkan, “Ditempat saya lahir, ada 5 calon kepala desa, dan mayoritas saya kenal semua, dalam hal ini saya akan mengikuti pesta ‘demokrasi’ ini, tidak lagi golput (hahahahhahah Cuk ya..) Dan kepada seluruh calon kepala desa, yang harus di ingat lagi adalah tentang Melayani masyarakat, bukan dilayani”.
“Karena ketika sudah menjadi kepala desa Njenengan siap tidak siap harus memBrahmakan diri. Yang setiap akan dilakukan, diputuskan dan di kerjakan semata mata bentuk Pelayanan njenengan kepada Gusti, Manusia dan alam, atau bisa saya sebut dengan perilaku Hablum minallah. minnannas dan minaallam. Serta dimesrai lagi dengan Rohmatal lil aalamin. Ing ngarso sun tulodo. Tut wuri handayani” terangnya. (Ton)