TMMD 105 DI KODAM V BRAWIJAYA FOKUSKAN PEMBANGUNAN FISIK DAN NON FISIK
LINTASMATRA.COM – SURABAYA. Program Tentara Nasional Indonesia (TNI) Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-105 sudah dimulai sejak 11 Juli 2019. Ada 5 Kodim yang melaksanakan pengabdian kepada masyarakat , Yakni Trenggalek, Sampang, Banyuwangi, Bojonegoro dan Blitar. Pembukaan secara resmi dibuka oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa didampingi Panglima Kodam V Brawijaya Mayjen (TNI) R. Wisnoe Prasetja Boedi di Lapangan Maron, Kecamatan Genteng, Banyuwangi.
“Pelaksanaannya serentak di lima kota di Jawa Timur yang melaksanakan TMMD. Dimana salah satu tujuanya adala untuk membangun daerah, dan bisa dirasakan manfaatnya,” kata Kapten Inf Purbo S Prasetio / Pjs. Kasi Media OnLine Pendam V/Brawijaya. (14/8) Pelaksanaan TMMD sendiri dijadwalkan selama satu bulan ke depan. Ada dua program utama yang dilakukan yakni, program fisik dan non-fisik. Program fisik diharapkan bisa membantu pemkab untuk membangun infrastruktur desa. Program pembangunan non-fisik berkaitan dengan bela negara, wawasan kebangsaan, penyuluhan anti narkoba, kesehatan hingga deradikalisasi.
“Semoga program bisa menghasilkan multiplier effect dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. TMMD ini bisa semakin meningkatkan kecintaan masyarakat pada TNI. Jika rakyat merasakan langsung manfaat dari keberadaan TNI, akan semakin meningkatkan kecintaan dan kemanunggalan dengan rakyat,” tambah Kapten Inf Purbo S Prasetio. Masih menurut Purbo S Praseti, keberadaan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-105 di Jatim saat ini, dinilai mampu mengangkat derajat para warga yang berada di daerah terisolir.
Selain berupaya untuk meningkatkan berbagai pembangunan insfrastruktur umum di lokasi TMMD, Satgas juga diwajibkan untuk bisa mencerdaskan masyarakat yang berada di lokasi sasaran pelaksanaan TMMD. “Terutama bagi para pelajar dan pemuda di daerah TMMD. Mereka, pastinya akan dibekali pemahaman mengenai wasbang, pelatihan PBB hingga beberapa pembekalan yang nantinya bertujuan untuk menumbuhkan karakter kedisiplinan dan berjiwa nasionalisme,” ujar Kapendam.
Tidak hanya itu saja, menurutnya, aspek pendidikan pun menjadi program utama yang wajib diselesaikan oleh Satgas. Peningkatan kualitas SDM masyarakat juga merupakan salah satu pokok terpenting selama berlangsungnya program TMMD ke-105 di Jatim saat ini. Seperti salah satunya yang dirasakan Mainem (70), warga Dusun Kalitelu, Desa Dompyong, Kecamatan Bandungan Kabupaten Trenggalek. Pengerjaan rabat beton oleh kemanunggalan TNI dan masyarakat sudah mencapai depan rumahnya.
Sehingga ke depan dirinya tidak lagi melihat jalan makadam karena sudah disulap Satgas TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) menjadi jalan rabat beton. Meskipun belum kering betul dan belum bisa dilalui kendaraan bermotor, kondisi jalan yang prima sudah di depan mata. “Dulu banyak yang jatuh ketika sedang berjalan melintas di depan rumah, karena licin meskipun hanya hujan gerimis. Jalan ini sangatlah berarti bagi warga Sumurup dan Dompyong.
Tidak salah bila masyarakat sangat berterima kasih dengan kemanunggalan TNI ini,” ungkap nenek 70 tahun ini. Sistem pengerjaan jalan di lokasi TMMD ke-105 di Trenggalek sendiri dilakukan secara swakelola. Yakni Pemkab Trenggalek mengucurkan anggaran kurang lebih Rp 700 juta. Untuk ruas Desa Dompyong sendiri titik sasaran rabat jalan sejauh 710 meter yang terbagi di dua tempat. Satu di Dukuh Jamur Dipo sepanjang 375 meter dan Dusun Kali Telu 335 meter.
Selain bersinergi dengan masyarakat, ternyata keberadaan program Tentara Manunggal Membangun Desa, mampu mewujudkan sinergitas antar seluruh pihak, termasuk diantaranya personel TNI-Polri. Itu terlihat, ketika personel TNI-Polri yang tergabung di dalam Satgas TMMD, saling bahu-membahu mendistribusikan material bangunan di Desa Dompyong dan Desa Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.(Red/Pendam V BRW)