LINTASMATRA.COM – BATU.
Maraknya kasus perundungan di kalangan pelajar di tanah air akhir-akhir ini, mendapat perhatian serius Kapolres Batu, AKBP Harviadhi Agung Prathama, SIK,MIK. Ia meminta kepada para siswa korban perundungan untuk tidak segan melaporkan kepada pihak berwajib manakala mengalami kasus perundungan tersebut.
“Kepada pelajar yang mengalami perundungan dari teman-temannya janganlah takut untuk melapor. Jangan simpan sendiri. Kami siap membantu. Jangan sampai kasus di Malang maupun di Purworejo menjalae di Kota Batu,’’ ujar Kapolres Batu saat menjadi pembina upacara di SMA Negeri 2 Batu, Senin (17/2).
Kedatangan Kapolres Batu ke SMA Negeri 2 Batu yang didampingi Kabag Sumda Kompol Idayu Parameswari, S.H., S.I.K, Kasat Lantas AKP Diyana Suci Listyawati, S.I.K., Kasat Binmas AKP Diana Pudjiastuti, S.H, Kasat Reskrim AKP Hendro Tri Wahyono, S.H., M.H., Kasubbag Humas Iptu Ivandi, KBO Narkoba Iptu M. Taufik Hidayat dan Anggota Polres Batu.
Kunjungan di SMA Negeri 2 Batu tersebut dalam rangka sosialisasi Operasi Bina Kusuma, yang salah satunya kunjungan ke sekolah-sekolah memberikan edukasi dan pemahaman kepada pelajar terkait berbagai persoalan yang terjadi.
“Saya berharap di sekolah ini tidak ada kasus perundungan. Di era sekarang, akan sangat mudah dilacak siapa pelakunya. Yang rugi tidak hanya siswa bersangkutan tetapi juga orang tua,’’ harapnya.
Selain menyoalkan kasus perundungan, Kapolres Batu juga mengingatkan para pelajar terkait penggunaan media sosial (medsos). Ia berharap pelajar dapat menggunakan medsos secara bijak agar tidak merugikan dirinya sendiri.
“Saya pernah menangani kasus penyalahgunaan medsos ini di Kota Batu hingga yang bersangkutan kami periksa di Mapolres. Masalahnya sepele, yang bersangkutan hanya share tulisan yang bersifat provokasi di medsos. Ternyata apa yang dishare terdeteksi oleh Mabes Polri dan minta kepada kami untuk melacaknya. Ternyata pelakunya kami ketahui warga Kelurahan Sisir. Kebetulan waktu itu saat marak-maraknya anak SMK yang ikut unjuk rasa,’’ ungkap Kapolres.
Diingatkan juga, bahwa rekam jejak digital sangat kejam. Bahkan, karena adanya deteksi rekam jejak yang negatif bisa menggugurkan siswa yang ingin menjadi anggota Polri. Diungkapkan Kapolres, selain syarat administrasi, tes kesehatan, dan psikologi, pendaftar Polri juga akan dilacak jejak digitalnya, baik di facebook, instagram, Whatsapp, maupun di twitter.
“Rekam jejak medsos itu sangat kejam. Sampai kapanpun bisa dilacak. Jadi saya berharap, lebih baik energi besar yang dimiliki para pelajar ini disalurkan pada hal-hal yang positif, misalnya di bidang olahraga,’’ harapnya.
Kapolres Batu juga memberikan lima helm gratis kepada lima siswa. Dua diantaranya adalah pasangan “Dilan” dan “Milea”. Namun, untuk mendapatkan helm itu, siswa yang bersangkutan dites oleh Kapolres, baik tes membaca teks pancasila dan membaca pembukaan UUD 1945. Selain memberikan helm, Kapolres juga berpesan kepada yang belum memiliki SIM untuk tidak membawa sepeda motor terlebih dulu ke sekolah. “Bagi yang ingin mengurus SIM, silakan menemui ibu Kasat Lantas,’’ pesannya. (Jarwo)