Prestasi Sang Juara Dunia LALU MUHAMMAD ZOHRI. Sudah Seharusnya Dapat Menyadarkan Kita Bangsa Indonesia. Untuk Siapa Seharusnya Dukungan dan Kebanggan Ini

0

LINTASMATRA.COM – BANYUWANGI. Seakan tertutup oleh publik, ketika hampir seluruh penduduk negeri ini larut dalam suasana kemegahan ajang bergengsi Piala Dunia. Yang hampir membuat semua mata tak berkedip menyaksikan tim dari negara jagoannya. mirisnya lagi negera jagoan itu bukan negerinya, tentunya ini sangat – sangat di sayangkan, bila mata, hati harus berpusat pada negeri orang hingga melupakan negerinya sendiri yang tengah dalam perjuangan.

Kita bangsa indonesia sudah seharusnya berbangga, atas prestasi anak negeri tercinta ini. Bukan hanya larut dalam suasana dunia sehingga mengabaikan titik kelebiahan bangsa kita sendiri. Terlebih ketika banyak putra putri negeri ini harus berjuang demi tumpah darah indonesia, kita bangsa indonesia seakan tak memperdulikannya. Jangankan sebuah suara yang menggema untuk mensuport perjuangannya, hati kita pun seakan enggan memberi sepucuk doa. bahkan mata kita pun seakan senggan menoleh perjuangannya.

Perestasi yang di torehkan LALU MUHAMMAD ZOHRI dalam ajang lomba lari 100m Pria U20 di tingkat Dunia. Seharusnya dapat menyadarkan penduduk negeri ini, untuk kembali pada jati diri negeri ini sendiri. Ayo kita bangun potensi negeri kita sendiri. Tunjukkan kita bangga atas negeri kita. Bukan larut bahkan membanggakan negeri tetangga. Sudah saatnya kita bangkit dan tunjukkan siapa kita, siapa bangsa indonesia.

Perjuanga atlet atletik Lalu Muhammad Zohri ini, sungguh miris bila kita simak. Dimana keterbatasan hidup tanpa kedua orang tua. namun mampu menorehkan prestasi di tingkat dunia.

Tidak hanya kedua orang tuanya yang telah tiada, keluarganya, kampung halamnnya bahkan negerinya, bangsa indonesia telah dibuat bercucuaran air mata kebanggaan atas prestasinya. Terlebih bila kita simak dalam upayanya berlari membawa nama bangsanya, tidak satupun bendera merah putih berkibar untuknya.

Lalu Muhammad Zohri Atlet asal Dusun Karang Pangsor, Desa Pemenang Barat, Kecamatan Pemenang ini baru saja mengikuti Asian Junior Athletic yang diselenggarakan di Gifu Jepang belum lama ini. Johri panggilan akrabnya, sukses meraih medali emas setelah berhasil menaklukkan pelari asal berbagai negara.

Dengan catatan waktu 10,18 detik. Zohri berhasil mengguli dua atlit unggulan AS Anthony Schwartz dan Eric Harrison di urutan berikutnya dengan catatan waktu sama, 10,18 detik. Schwartz dan Harrison di urutan berikutnya dengan catatan waktu sama, 10,24 detik.

Meski begitu, di balik kehidupan keluarga Zohri masih memprihatinkan. Dibutuhkan perhatian pemerintah guna membantu keluarga Zohri.

“Zohri kalau pulang tidur di rumah bedek peninggalan orang tua kami. Kami sudah usulkan bantuan program rumah kumuh dari pemerintah Lombok Utara, namun belum ada kabar sampai saat ini,” kata Ma’rif, kakak Lalu Muhammad Johri kepada wartawan.

Johri kelahiran 1 Juli 2000, merupakan anak ketiga dari pasangan Saeriah dan Lalu Ahmad. Kedua orang tuanya sudah meninggal dunia. Semasa hidup, orang tua Johri, Lalu Ahmad bekerja sebagai nelayan dan melakukan pekerjaan sampingan sebagai buruh tani untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Sedangkan ibunda Johri, Saeriah meninggal saat Johri duduk di bangku SD. Ayahnya menyusul menghadap Sang Pencipta hampir setahun lalu. Kala itu Johri sedang di luar daerah melakukan persiapan menghadapi salah satu kejuaraan bergengsi. Namun terpaksa pulang untuk melihat orang tuanya terakhir kali.

“Semasa hidup, orang tua kami sangat mensupport Johri untuk terus mengukir prestasinya. Alhamdulillah amanat itu dijalankan dan sekarang telah mengharumkan nama Indonesia. Kami sangat bersyukur,” ungkapnya.

Ia menceritakan, saat pertama kali ditawari mengikuti kejuaraan, Johri sempat menolak. Beragam alasannya. Salah satunya persoalan biaya yang dikhawatirkan. Namun dengan support orang tua yang mengharapkan Johri tetap ikuti, akhirnya membangun semangatnya menerima tawaran itu.

Lalu Muhammad Johri mengenyam pendidikan SDN 2 Pemenang Barat, dan melanjutkan di SMPN 1 Pemenang. Belum tuntas menjalankan study di SMP itu, Johri mendapat tawaran untuk ikut dalam kejuaraan. Ia dianggap berpotensi dan berhasil hingga beberapa kali menoreh prestasi. “Dulu saat SMP, Johri terbilang siswa yang malas. Beberapa kali dijemput ke rumah untuk bisa sekolah oleh gurunya, dan bahkan pernah tidak naik kelas satu kali,” kata sang kakak.

Dengan prestasi yang ditoreh Johri saat ini, Ma’rif pun berpesan agar tetap mempertahankannya demi mengharumkan nama bangsa Indonesia. Namun Johri juga diingatkan tetap memperhatikan masa depannya.

Tidak kalah penting. Ma’rif juga sangat berharap pemerintah memberikan perhatian atas prestasi adiknya. Sebagai kakak, ia berharap Johri tidak menikah dengan waktu yang cepat saat ini. Karena dinilainya perjalanan Johri masih panjang untuk mengharumkan nama Indonesia. (*/Seagate).

Leave A Reply

Your email address will not be published.