By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Lintas Matra - Media Online NasionalLintas Matra - Media Online Nasional
  • Kabar Daerah
    • Banyuwangi
    • Batu
    • Blitar
    • Bojonegoro
    • Gresik
    • Kediri
    • Lamongan
    • Lumajang
    • Malang
    • Mojokerto
    • Pasuruan
    • Probolinggo
    • Sampang
    • Sidoarjo
    • Situbondo
    • Surabaya
    • Tuban
    • Tulungagung
  • Kabar Pendidikan
  • Kabar Polisi
  • Kabar TNI
    • Kabar TNI AD
    • Kabar TNI AL
    • Kabar TNI AU
  • Nusantara
Cari
Entertainment
  • Kabar Daerah
    • Banyuwangi
    • Batu
    • Blitar
    • Bojonegoro
    • Gresik
    • Kediri
    • Lamongan
    • Lumajang
    • Malang
    • Mojokerto
    • Pasuruan
    • Probolinggo
    • Sampang
    • Sidoarjo
    • Situbondo
    • Surabaya
    • Tuban
    • Tulungagung
  • Kabar Pendidikan
  • Kabar Polisi
  • Kabar TNI
    • Kabar TNI AD
    • Kabar TNI AL
    • Kabar TNI AU
  • Nusantara
  • Dewan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak Kami
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Kami
© 2025 Lintasmatra.com | Supported by Masansoft Digital Solution
Reading: Pemerhati Aceh : Perlu Upaya Nilai – Nilai Internalisasi Keadaban Dan Humanisme
Share
Font ResizerAa
Lintas Matra - Media Online NasionalLintas Matra - Media Online Nasional
Font ResizerAa
  • Kabar Daerah
  • Kabar TNI
  • Kabar Polisi
  • Kabar Pemerintahan
  • Dewan Redaksi
  • Kontak Kami
Cari
  • Kabar Daerah
    • Banyuwangi
    • Batu
    • Blitar
    • Bojonegoro
    • Gresik
    • Kediri
    • Lamongan
    • Lumajang
    • Malang
    • Mojokerto
    • Pasuruan
    • Probolinggo
    • Sampang
    • Sidoarjo
    • Situbondo
    • Surabaya
    • Tuban
    • Tulungagung
  • Kabar Pendidikan
  • Kabar Polisi
  • Kabar TNI
    • Kabar TNI AD
    • Kabar TNI AL
    • Kabar TNI AU
  • Nusantara
Follow US
  • Dewan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak Kami
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Kami
© 2025 Lintasmatra.com | Supported by Masansoft Digital Solution
Lintas Matra - Media Online Nasional > Blog > Nasional > Pemerhati Aceh : Perlu Upaya Nilai – Nilai Internalisasi Keadaban Dan Humanisme
Nasional

Pemerhati Aceh : Perlu Upaya Nilai – Nilai Internalisasi Keadaban Dan Humanisme

Last updated: 22 Juli 2018 14:49
masan
Share
4 Min Read
SHARE

LINTASMATRA.COM – LANSA. Kasus pembunuhan siswa SMA Negeri 2 Langsa oleh seorang pelajar SMK Aceh Tamiang baru-baru ini membuat Wilson Lalengke, pencinta dan pemerhati Aceh, merasa amat prihatin, galau dan sedih. Hal tersebut diungkapkannya kepada redaksi media ini sebagai respon atas kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak di bawah umur itu, Jumat, 20 Juli 2018.

“Saya sangat sedih mendengar kejadian pembunuhan tersebut, seorang siswa dibunuh oleh siswa lainnya yang sudah direncanakan pelakunya, saya ikut berduka cita atas kematian korban, innailaihi wa innailaihi rojiun… Semoga khusnul khotimah, keluarga korban kiranya tabah dan sabar menghadapi cobaan ini,” ujar lulusan PPRA-48 Lemhannas RI tahun 2012 itu melalui pesan WhatsApp messenger-nya.

Peristiwa tragis tersebut, lanjut Ketua Umum PPWI (Persatuan Pewarta Warga Indonesia) Nasional ini, merupakan cerminan adanya kondisi darurat nilai di masyarakat Aceh. “Bagi saya, kejadian itu mencerminkan keadaan darurat nilai yang sangat serius di wilayah Aceh lon sayang (red – Aceh kusayang),” imbuh Wilson, lelaki kelahiran Morowali Utara, Sulteng ini.

Dirinya mengaku sangat galau melihat fenomena seseorang yang masih anak-anak sudah berpikir dan merencanakan pembunuhan terhadap orang lain. Sungguh ironis lagi karena terjadi di wilayah Aceh yang menerapkan Syariat Islam sebagai aturan hukum positif dalam mengatur kehidupan bermasyarakatnya.

“Hal ini sangat menghawatirkan, usia anak-anak sudah melakukan tindakan pidana berat, melakukan pembunuhan berencana terhadap orang lain, di wilayah yang menggunakan sistem nilai syariah yang terkenal amat keras sanksinya (hukum kisas) bagi pelakunya,” jelas lulusan pascasarjana bidang Global Ethics dari Birmingham University, Inggris ini.

Wilson Lalengke yang sempat menjadi guru mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila selama 17 tahun di beberapa sekolah negeri dan swasta di Riau mengatakan bahwa amat mengerikan membayangkan kondisi masyarakat Aceh di generasi berikutnya. Kasus pembunuhan di Aceh hampir tiap hari terjadi, merata di semua daerah kabupaten dan kota di sana. “Saya merasa ngeri membayangkan kondisi masyarakat Aceh pada generasi berikutnya, generasi dengan kecenderungan memilih saling membunuh sebagai jalan keluar dari masalah yang dihadapi. Harus ada upaya sangat serius untuk mengantisipasi keadaan lebih buruk di masa mendatang,” katanya.

Baca juga  Kementrian Perindustrian, Sekretariat Negara Dan Sekretariat Colombo Plan Selenggarakan Program KSST

Aceh dikenal sebagai Serambi Mekkah dan hanya di sini Syariat Islam diterapkan. Masyarakat Aceh dibangun dengan nuansa Islami sejak dahulu kala. “Patut disayangkan jika kejadian pembunuhan demi pembunuhan, dengan beragam motif dan cara, beberapa waktu ini dianggap hal biasa. Saya kira perlu dilakukan penelitian khusus terkait fenomena tersebut yaa. Selanjutnya, harus diusahakan semacam program internalisasi nilai-nilai keadaban dan humanisme berbarengan dengan nilai-nilai Islam yang Rahmatan Lil Alamin,” ujar Wilson Lalengke yang merupakan salah satu pendiri SMA Plus Provinsi Riau 20 tahun silam di Pekanbaru itu.

Kondisi ini, tambahnya, sangat memperhatinkan kita semua. Lembaga pendidikan tidak boleh tinggal diam, harus berupaya mencari solusi lewat kegiatan riset secara komprehensif, melibatkan berbagai disiplin ilmu, untuk menelaah dari semua sisi kehidupan kemasyarakatan dalam rangka mengatasi persoalan generasi Aceh.

“Perlu dilakukan penelitian komprehensif terkait fenomena ini. Saya amat sedih mencermati kondisi masyarakat Aceh lon sayang saat ini, dan ngeri membayangkan situasi di generasi berikutnya,” tutup Wilson yang kerap berkunjung ke Aceh dalam rangka melakukan kegiatan diklat jurnalistik bagi berbagai kalangan di Provinsi Aceh.

Sebagaimana diketahui, kasus pembunuhan yang dilakukan pelajar SMK Aceh Tamiang baru-baru ini tehadap siswa SMA Negeri 2 Langsa, yang diduga hanya gara-gara korban sering terlihat berbicara dengan pacar sang siswa terduga pembunuh, menjadi perhatian khusus, terutama oleh dunia pendidikan di Aceh. (red)

You Might Also Like

Panglima TNI Dampingi Presiden RI Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Papua Nugini dan Afghanistan

Danlanud Sultan Hasanuddin Dan Forkopimda Sambut Kedatangan Presiden RI Joko Widodo di Lanud Sultan Hasanuddin

Pangdivif 2 Kostrad Sambut Kunjungan Kerja Wapres Di Malang

KN. Gajah Laut-404 Bakamla RI Tinggalkan Filipina

Menhan Prabowo dan Dubes Palestina Bahas Bantuan Kapal RS TNI untuk Palestina

Share This Article
Facebook Twitter Copy Link Print
Share
Previous Article Diduga Kambuh. Seorang Warga Penderita Epilepsi Ditemukan Hanyut Dalam Kondisi Tak Bernyawa Setelah di Dam K26 Yosomulyo, Gambiran.
Next Article Kecelakaan Kembali Terjadi Diruas Jalan Gumitir Kalibaru. Satu Nyawa Dikabarkan Melayang
Leave a comment

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terbaru

Dandim 0825 Laksanakan Upacara Hari Kebangkitan Nasional ke-117 di Pemkab Banyuwangi
Banyuwangi 20 Mei 2025
Kapolres Pasuruan dan GP Ansor Sepakat Perkuat Sinergi Jaga Kamtibmas
Pasuruan 19 Mei 2025
Desa Sumberagung Rayakan Bersih Desa dengan Kirab Budaya Meriah
Blitar 18 Mei 2025
Menambah Penghasilan Melalui Medsos, Social Leader Movement Project dari UPN Jatim
Surabaya 16 Mei 2025
//

We influence 20 million users and is the number one business and technology news network on the planet

Sign Up for Our Newsletter

Subscribe to our newsletter to get our newest articles instantly!

[mc4wp_form id=”847″]

Lintas Matra - Media Online NasionalLintas Matra - Media Online Nasional
Follow US
© 2025 Lintasmatra.com | Supported by Masansoft Digital Solution
  • Dewan Redaksi
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak Kami
  • Syarat dan Ketentuan
  • Tentang Kami
Welcome Back!

Sign in to your account

Lost your password?