Di Tuduh Memiliki Ilmu Hitam, Mattali Disumpah Pocong

0

LINTASMATRA.COM – BANYUWANGI. Banyuwang. Mattali (59) akhirnya dapat melaksanakan hajatnya melaksanakan sumpah pocong setelah melalui proses yang panjang dan terbilang rumit. Acara yang berlangsung di Masjid Nurul Jennah di Dusun Maelang Desa Watukebo pada hari rabu (15/8/18) ini dipimpin langsung Ketua MUI Kecamatan Wongsorejo KH. Muhammad Haytul Iksan M.Pd sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bengkak Kecamatan Wongsorejo Banyuwangi.

Acara juga dihadiri Muspika Kecamatan Wongsorejo serta Ketua MUI Kecamatan Wongsorejo, ketua MWC NU Kecamatan Wongsorejo serta Ketua Cabang NU Banyuwangi.

Dihadapan ratusan mata mattawi menjalani beberapa prosesi sumpah pocong. Dalam sumpahnya mattawi menyatakan bahwa dirinya tidak memiliki ilmu hitam ( santet, red ), bahkan dirinya siap mendapat ganjaran berupa ajab maupun bencana bila tuduhan yang selama ini menjadi alasan kebencian warga sekitar tempat tinggalnya adalah benar adanya.

Bahkan dihadapan rarusan mata matawi juga menceritakan alasan mengapa dirinya harus menggelar prosesi sumpah pocong. jelasnya hal tersebut bermula dari rasa tidak aman yang dirasakan Mattali ( 59 ) warga RT. 3 RW. 1 Duaun Maelang Desa Watukebo, dimana sejak tahun 2017 terjadi perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan masyarakat sekitar serta mengancam jiwanya.

Menurutnya, ditahun 2017 terjadi dua kali pelemparan dirumah yang dilakukan masyarakat dimalam hari merasa terancam atas kejadian tersebut pihaknya melaporkan kepada aparat penegak hukum dan kepala Desa Watukebo.

“Saya melaporkan semua yang menimpah diri saya dan keluarga pada Polsek Wongsorejo dan Kepala Desa Watukebo namun tidak pernah menemukan jalan keluar atas perlakuan masyarakat terhadap keluarga saya”, tuturnya pagi ini rabu 15/8 di Masjid Nurul Jennah.

Selah beberapa bulan tepatnya ditahun 2018. kejadian terulang, dimana perlakuan masyarakat terhadap keluarganya lebih sadis. warga yang tidak dikerahui identitasnya pada malam hari melakukan pelemparan bahkan pembakaran yang menghanguskan sebagian belakang rumahnya.

“Dengan kejadian tersebut saya kembali melaporkan kepada Polsek serta Kepala Desa, dalam laporan saya menegaskan kalo saya tidak memiliki ilmu hitam ( santet, red ),” tambah Mattali.

Demi keselamatan keluarga kedepannya, tambah dia, untuk menyakinkan masyarakat, pihaknya dihadapan kepala Desa menyampaikan kalau dirinya siap melakukan sumpah pocong agar masyarakat yakin kalau dirinya tidak memiliki ilmu santet yang meresahkan masyarkat Dusun Maelang khusunya.

“Demi kepuasan masyarakat maka saya minta kepada Kepala Desa Watukebo memfasilitasi agar dilakukan sumpah pocong, saya ikhlas dan ridho apapun yg terjadi bila saya memiliki dan menyantet warga sekitar “, paparnya.

Dengan kesiapan Mattali, Pj. Kepala Desa Watukebo Suyono yang dahulunya mencoba untuk meredam keinginan mattali dan memberikan solusi lain akhirnya harus menggelar sumpah pocong setelah mendapati keseriusan mattali.

Sebelumnya ditemui di kantor desa watukebo juli lalu. kepada media gempurnews.com dan kombespagi, Suyono yang merupakan Pj. Kepala Desa Watukebo memaparkan prihal keinginan warganya untuk menggelar prosesi sumpah pocong.

“Saya sebenarnya tidak keberatan namun masalahnya saya mempertimbangkan keadaan ekonomi mattali bila harus melakukan prosesi sumpah pocong. namun jangan salah tafsir, bukan sumpah pocongnya yang memakan biaya. namun keinginan mattawi yang ingin menghadirkan hakim tinggi Banyuwangi bahkan disaksikan Muspika kec.Wongsorejo tokoh ulama MUI dan petinggi – petinggi agama seperti ketua MWC NU Kecamatan Wongsorejo serta Ketua Cabang NU Banyuwangi, ini tentunya juga harus disertai persiapan biaya transport dan jamuan yang bila dihitung tidak sedikit nilainya.” Suyono menjelaskan.

Namun setelah dilakukan beberapa diskusi panjang bersama pihak – pihak terkait utamanya keluarga mattawi yang menyanggupi segalanya demi memperbaiki namanya
Kepala Desa Watukebo, Suyono akhirnya memberikan kebijakan yang menurutnya langkah ini perlu diambil, agar situasi masyarakat aman dan kondusip serta mengantiaipasi terjadinya anarkis.

“Upaya ini saya lakukan agar masyarakat yakin dan puas bahwa pak Mattali tidak memiliki ilmu hitam atau santet serta masyarakat agar tenang tenang dan tidak anarkis “, paparnya di Masjid Nurul Jennah.

Lebih dari itu Suyono menambahkan, untuk menghilangkan keraguan masyarakat Dusun Maelang, ia menghadirkan para petinggi agama agar pelaksanaan sumpah pacong semakin sakral, oleh karena itu selain disaksikan ratusan masyarakat. juga Muspika.

Dan demi menjaga keamanan didalam proses sumpah pocong, sejumlah anggota Banser turut dihadirkan guna mengamankan dalam pengambilan sumpah pocong oleh Ketua MUI Kecamatan Wongsorejo Buya KH. Muhammad Haytul Iksan M.Pd sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bengkak terhadap mattali. (Red/Seagate)

Leave A Reply

Your email address will not be published.