Detik-Detik Upacara Hari Jadi Kabupaten Pasuruan Ke 1089 Di SMPN 2 Nguling

0

LINTASMATRA.COM – PASURUAN. Warga sekolah SMP Negeri 2 Nguling menyelenggarakan upacara dalam rangka Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke – 1089 tahun 2018. Upacara tersebut dilaksanakan dihalaman sekolah SMP Negeri 2 Nguling dan diikuti oleh kepala sekolah, guru dan anak didik, Selasa (18/9/2018) sekitar pukul 08.00 WIB.

Peserta upacara kali ini siswa – siswi tidak mengenakan seragam sekolah, para guru juga tidak mengenakan baju dinas. Namun mereka mengenakan baju adat jawa, baju adat madura dan lain – lainnya. Dari pantauan yang dilakukan awak media lintasmatra.com para peserta tampak khidmat mengikuti upacara hingga usai.

Disinggung tentang hal tersebut Kuswanto Setyo Budi S.Pd kepada awak media ini mengatakan “sengaja kami sampaikan kepada guru dan murid – murid pada pelaksanaan upacara dalam rangka memperingati hari jadi kabupaten pasuruan ke 1089 tahun 2018 untuk mengenakan baju adat olehkarena supaya nampak kearifan budaya lokal yang dimiliki pasuruan”.

Di kutip dari situs resmi pemerintah Kabupaten pasuruan tentang sejarah singkat berdirinya kabupaten pasuruan kepada peserta uoacara melalui Ikwan S.Pd membacakan sejarah Kabupaten Pasuruan bermula dari Peradaban Kerajaan Kalingga atau Ho Ling yang diperintah oleh seorang Raja bernama Sima. Pada Tahun 742 – 755 Masehi, Ibu Kota Kerajaan Kalingga dipindahkan ke wilayah timur oleh Raja Kiyen yaitu daerah Po-Lu-Kia-Sien yang ditafsirkan Pulokerto. Pulokerto adalah salah satu nama desa di wilayah Kecamatan Kraton Kabupaten Pasoeroean.

Setelah masa kejayaan Kalingga berakhir muncullah KerajaanMataram Kuno dibawah kekuasaanDinasti Sanjaya Tahun 856 Masehi dipimpin oleh Raja Rakai Pikatan, diantara keturunan raja Dinasti Sanjaya yang telah banyak meninggalkan beberapa prasasti baik di Jawa Timur maupun Jawa Tengah adalah Raja Balitung. Kemudian pada Tahun 929 seorang Raja dari keluarga lain memerintah yaitu Mpu Sindok yang telah menggeser pusat pemerintahan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur dengan ibu kota kerajaan Tawlang identik dengan nama Desa Tembelang di daerah Jombang. Selama memerintah Mpu Sindok telah mengeluarkan lebih dari dua puluh prasasti diantaranya Prasasti yang terletak di Dusun Sukci, Desa Bulusari, Kecamatan Gempol yang menyebutkan Mpu Sindok memerintahkan agar rakyat Cungrang yang termasuk wilayah bawang, dibawah langsung Wahuta Tungkal untuk menjadi sima (tanah perdikan).Substansi dalam prasasti ini dikonfersikan oleh Balai Arkeologi Yogyakarta dengan Hari Jum’at Pahing, tanggal 18 September 929 Masehi.

Dalam era jaman Majapahit dari Abad XII sampai Abad XIV Masehi nama Pasuruan sebagai nama tempat hunian masyarakat dikenal pertama kali dan tertulis dalam Kitab Negara Kertagama karangan Empu Prapanca. Pasoeroean dari segi kebahasaan dapat diurai menjadi pa-soeroe-an artinya tempat tumbuh tanaman suruh atau kumpulan daun suruh.

Sesudah Kerajaan Majapahit berangsur surut berdirilah kerajaan Islam diantaranya Kerajaan Demak Bintoro, Kerajaan Giri Kedaton, Kerajaan pajang dan Kerajaan Mataram.

Pada era Pasoeroean dalam kekuasaan Kerajaan Giri sekitar Abad XIV sampai XVI salah satu peninggalan utama adalah daerah Sidogiri. Berdasarkan sejarah lisan bahwa daerah inilah awal Sunan Giri meletakkan dasar-dasar dakwah dengan membuka langgar sekaligus tempat ngaji yang kemudian dinamakan Sidogiri.

Pada masa Kerajaan Demak Abad Ke XV, Pasoeroean memiliki peranan penting dalam menyebarkan agama Islam. Bahkan Adipati Pasoeroean berhasil memperluas kekuasaannya sampai Kediri.Pasoeroean dibawah Kerajaan Pajang tidak lama karena pada Tahun 1616 ketika Sultan Agung bertahta Kerajaan Mataram berhasil merebut wilayah Pasoeroean. Perkembangan selanjutnya Pada saat Amangkurat I memegang kekuasaan diangkatlah Kyai Darmoyuda menjadi wedana Bupati Pasuruan. Wilayah Pasoeroeandibawah kekuasaan Amangkurat I banyak pergolakan untuk memisahkan diri dari Kerajaan Mataram bahkan pada saat Untung Suropati berkuasa di Pasoeroeanupaya itu sangat kuat sehingga mataram dibantu Kompeni Belanda berupaya mengembalikan wilayah Pasuruan masuk kekuasaan Kerajaan Mataram.

Perkembangan selanjutnya pada masa Kolonial Belandaberdasarkan Staatblad 1900 No 334 tanggal 1 Januari 1901dibentuklanKabupaten Pasoeroean yang wilayahnya berbatasan dengan madura, laut hindia, sebelah barat dengan residen Kediri dan Surabaya.

Setelah melakukan kajian yang utuh dan menyeluruh terhadap fakta Sejarah Kabupaten Pasuruan, maka diperoleh lima kriteria pokok dalam penetapan hari jadi yang disepakati oleh masyarakat KabupatenPasoeroean yaitu :

1. Adanya periode sejarah tertua,

2. Bukti tertulis dan peninggalan yang tertua,

3. Pemukiman yang tertua,

4. Struktur pemerintahan tertua dan bersifat indonesia-sentris.

5. Menunjukkan kebanggaan pada peradapan lokal,

Maka diperoleh hari kelahiran Kabupaten Pasoeroean berdasarkan PRASASTI CUNGRANG / SUKCI yang terletak di Dusun Sukci, Desa Bulusari, Kecamatan Gempol makaKabupaten Pasoeroean Lahir pada Hari Jum’at Pahing tanggal 18 September 929 M.

Dan atas dasar pertimbangan perjalanan sejarah inilah, maka diundangkan Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 8 Tahun 2007 tentang Hari Jadi Kabupaten Pasuruan yang menetapkan tanggal 18 September sebagai Hari Jadi Kabupaten Pasuruan dan diperingati setiap tahun di wilayah Kabupaten Pasuruan.

Nanang Santoso S.Pd selaku pembina upacara membacakan amanat bupati pasuruan dan tema pada peringatan hari jadi Kabupaten pasuruan kali ini adalah ” Dengat Semangat Hari Jadi Kabupaten Pasuruan Ke 1089 Kita Wujudkan Kabupaten Pasuruan Yang Sejahtera, Maslahat Dan Berdaya Saing”.

Sebelum prosesi upacara usai para peserta bersama – sama mengumandangkan lagu mars kabupaten pasuruan.(Red)

Leave A Reply

Your email address will not be published.