PASUKAN COKLAT POLRES KOTA GELAR SIPAM PILWALI

LINTASMATRA.COM – PASURUAN.

Puluhan pria dan wanita tampak menuju gedung DPRD Kota Pasuruan dengan berjalan kaki. Di depan gedung dewan setempat, mereka melakukan orasi untuk menolak pelantikan wali kota terpilih masa jabatan 2020-2024. Tak lama kemudian, puluhan personel berseragam coklat dari Polres Kota Pasuruan datang dengan mengenakan seragam dan peralatan anti huru-hara untuk menghalau massa.

Akibatnya, aksi dorong mendorong pun terjadi. Sejumlah massa tampak tersulut emosi dan sempat melempari petugas dengan kerikil. Karena aksi semakin tidak terkendali, Polres Pasuruan Kota lantas menerjunkan personel tambahan dari Satuan Sabhara. Aksi massa akhirnya berhasil diredam usai petugas mengerahkan water cannon dan otak kerusuhan pun lantas diamankan.

Aksi ini tergambar dalam simulasi pengamanan (sipam) Pilwali Pasuruan yang dilakukan jajaran Polres Pasuruan Kota, kemarin (2/9). Simulasi digelar sekitar pukul 10.00 hingga pukul 12.00. Puluhan personel gabungan dari Bagian Ops, Sat Sabhara dan Polsek jajaran dari Polres Pasuruan Kota hadir dalam giat sipam tersebut.

Kapolres Pasuruan Kota, AKBP Arman mengungkapkan, sipam ini merupakan giat simulasi untuk mengamankan agenda pilwali yang jatuh pada 9 Desember mendatang. Tujuannya untuk memastikan kesiapan dari personel Polres Pasuruan Kota yang akan terlibat dalam pengamanan pesta demokrasi mendatang. Sehingga pelaksanaan setiap tahapannya dapat berjalan dengan aman, lancar dan baik.

“Personel Polres Pasuruan Kota dilibatkan penuh dalam pengamanan Pilwalkot bersama TNI dan Satpol PP. Makanya kami melaksanakan giat sipam untuk melihat sejauh mana kesiapan kami dalam mengamankan jalannya Pilwalkot,” ungkapnya.

Arman menjelaskan Polres Pasuruan Kota berharap, jalannya Pilwali dapat berlangsung aman dan terlendali tanpa adanya kerusuhan. Namun sipam ini perlu dilakukan jika nantinya saat pilwalkot dilaksanakan pada 9 Desember mendatang, ada oknum yang mencoba untuk merusuh. Sehingga pihaknya pun siap untuk menghalau. Namun Polres tetap lebih mengedepankan langkap persuasif.

“Kami melibatkan unsur terkait untuk pengamanan pilwali seperti tokoh agama. Kami juga membentuk Satgas Nusantara yang terdiri dari personel gabungan. Saat ada unjukrasa, kami berupa melakukan jalan damai melalui negosiasi. Langkah penghalauan dengan melibatkan personel lengkap adalah jalan terakhir,” pungkas Endy.

Pewarta : Muslim LM.

Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.