SIDOARJO – LM.COM – Kondisi sungai Buntung yang masuk program normalisasi tapi tidak maksimal. Normalisasi sejumlah sungai di Sidoarjo yang diharapkan bisa mengatasi banjir, ternyata tak berlangsung maksimal. Ada beberapa kendala yang membuat proyek bersih-bersih dan pengerukan sungai tidak berjalan.
Dari 17 sungai yang direncanakan, ada satu yang gagal. Yakni normalisasi Sungai Sidokare. Sementara yang tersendat adalah normalisasi avur Buntung.
“Normalisasi sungai Sidokare dipastikan gagal. Penyebabnya karena terkendala lelang,” ungkap Kabid Bina Manfaat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sidoarjo Bambang Tjatur,
Diceritakannya, proyek normalisasi sudah dilelang sejak pertengahan tahun. Karena gagal, lelang untuk Sidokare kembali diajukan. Tapi, tetap saja gagal.Penyebabnya, kata dia, diantaranya karena calon rekanan tidak bisa menyediakan tambahan alat berat. “Kan kebutuhan untuk normalisasi sungai ini minimal tiga alat berat,” jelasnya.Sedangkan di sungai Buntung, pekerjaan tersendat lantaran proyek normalisasi baru dikerjakan awal bulan lalu. Pengerukan pun tidak sesuai dengan kontrak kerja, dan hingga sekarang baru di kisaran 65 persen.
Atas kelambatan ini, PUPR sudah mengirim surat peringatan pada kontraktor sebanyak tiga kali. Jika minggu depan belum ada perkembangan, kontraktor yang mengerjakan proyek itu bakal diblacklist oleh PUPR.
Sejumlah persoalan yang terjadi dalam program normalisasi sungai sepanjang tahun ini dirasa menjadi catatan penting Dinas PUPR. Sebab, program pengerukan dan bersih-bersih sungai masih akan berlanjut tahun depan.
Tahun 2019 nanti jumlah sungai yang dikeruk sama seperti tahun ini. Bahkan anggaran yang disediakan untuk program ini malah bertambah banyak. Tahun ini anggaran normalisasi berkisar Rp 73 miliar, di tahun depan mencapai Rp 85 miliar.
“Kami ingin seluruh program harus berjalan sejak awal tahun. Sebab, jika terlambat, berdampak pada penuntasan pengerukan. Harapan kami, Januari sudah lelang seluruh paket pekerjaan, dan Maret bisa mulai dikerjakan,” ungkap Kepala Dinas PUPR Sigit Setyawan.
Pihaknya juga berharap, pengerukan atau normalisasi sungai dikerjakan bersama semua pihak. Utamanya yang berwenang dalam penanganan sungai. Termasuk dengan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS).
Penanganan sungai, disebut dia, sangat penting dalam upaya mengantisipasi banjir di berbagai wilayah di Kota Sidoarjo. Jika normalisasi berjalan maksimal, diyakini banjir juga bisa dicegah.(YUL)