MENGGALI SEJARAH MAKAM JUK KAJI YANG ADA DI DESA LANDANGAN SITUBONDO
LINTASMATRA.COM-SITUBONDO
SITUBONDO – Makam atau Asta Juk Kaji mengandung makna religius yang ada di desa Landangan Kapongan Situbondo telah menjadi incaran pengunjung dari berbagai daerah.
Perjalanan Juk Kaji terkenal seorang Petapa yang bersemedi di tengah laut duduk di batu karang bentuknya seperti kursi, Juk Kaji tidak tergoyahkan dengan deruhnya ombak air laut
Awal mula Juk Kaji dibawah tiga orang nelayan, yakni, Embah Karamat, Embah Gunung, dan Paman Binyu, dari tengah laut hingga sampai di daratan pesisir pantai Landangan dengan membawa Al-Qur’an serta kitab, sampai sekarang masih ada di gedung sebelah makam ( musium ). ada orang menyebutnya Asta Juk Kaji & Al-Qur’an se Jimat
Tim investigasi Lintasmatra.com. saat berkunjung ke makam Juk Kaji temui tokoh seorang abdi di makam tersebut, Gus Edy Busanto, menyampaikan, bahwa Makam Juk Kaji sudah ada sejak dulu berkisar ratusan tahun yang terletak di pantai pesisir Landangan Kapongan Situbondo
Makam Juk Kaji dirawat oleh warga setempat tanpa ditunjuk siapa yang akan merawatnya, itu boleh-boleh saja, karena makam tersebut kumpul sama rumah Gus Edy Busanto, maka sayalah yang sering merawatnya, baik menyapu dan turut mengamankan barang peninggalannya berupa Alquran dan kitab-kitabnya,” kata Gus Edy
“Setelah tim investigasi lintasmatra.com. bermunajat dan tawassul serta berdo’a dimakam Juk Kaji, ia langsung menuju musium tempat Alquran dan kitab-kitab ditempatkan, yakni di sebelah makam ada gedung ruangan tertutup atau dikunci untuk menjaga keamanan dan keasliannya
Alhamdulillah, saya dibukakan pintu untuk masuk melihat barang berupa Alquran dan kitab-kitab peninggalan tersebut, hanya saja Alquran tidak boleh dilihat tetap dibungkus dengan anyaman daun siwalan, katanya bisa dibuka setiap 10 Suro ( 10 Muharram )
Gus Edy panggilan akrabnya, juga menerangkan, setiap waktu baik Jum’at manis banyak yang berkunjung ke makam Juk Kaji, lebih-lebih di bulan Suro ( 10 Muharram ) datangnya dari berbagai daerah,’ jelasnya
Untuk itu bagi pengunjung yang ingin ketempat makam Juk Kaji sebaiknya kontak dulu melalui telp selulernya ( 085330241169 ) karena pintu kunci musium ada di Gus Edy, kalau makam Juk Kaji tetap terbuka tidak dikunci, soalnya pengalaman ada tamu dari Probolinggo ingin lihat musium kebetulan Gus Edy tidak ada dirumah,” katannya
Lebih lanjut Gus Edy, menerangkan, bahwa Juk Kaji berasal dari Pulau Sepudi, hingga sampai di desa Landangan Juk Kaji bertapa duduk diatas batu karang berbentuk kursi, sampai sekarang batu karangnya masih ada ditengah laut sekitar 1 km dari daratan pantai Landangan,” sambung Gus Edy
Selanjutnya, Gus Edy, menyampaikan, makam Juk Kaji & Alquran se Jimat, bukan hanya ada di desa Landangan tapi ada juga di kepulauan Sepudi, jadi makam Juk Kaji ada dua di Sepudi Madura dan desa Landangan Kapongan kabupaten Situbondo,” katanya
Ditempat terpisah, tim Lintasmatra.com. terus menelusuri perjalan Juk Kaji di kepulauan Sepudi, melalui telepon genggamnya, terhadap tokoh agama, Kiyai Abdur Rasyid, ia menerangkan kronologis Juk Kaji mulai anak-anak sampai remaja serta sikap kepribadiannya
Atas keterangan, Kiyai Abdur Rasyid, Juk Kaji se andik jejuluk Juk lanceng ( Juk Kaji dengan nama lain Juk Lanceng ) nama aslinya Saleha, panggilan Juk lanceng ( Jaka ) karena Juk Kaji sampai masa hayatnya tidak pernah kawin, makamnya di dusun cenlecen desa pancor Kecamatan Gayam.” terangnya
Hal demikian, saleha atau Juk Kaji/Juk lanceng berteman sama Adi Podei, sama-sama punya kedikjayaan, dikala itu, Adi Podei dengan Saleha sama-sama bermain layangan, keduanya sama-sama menunjukkan kedikjayaan dengan menaiki tali layangan yang sedang terbang,(*)
Penulis : Armito Abi Bakrie
Publisher : Hariyanto, SH
Comments are closed, but trackbacks and pingbacks are open.